Liberation Terbitkan Kartun Yang Mengejek Warga Gaza

Corine Rey seorang mantan kartunis majalah satir ternama Charlie Hebdo, baru-baru ini membuat geram warganet sebab kartun buatannya yang berjudul dalam bahasa Indonesia “Ramadan di Gaza – Awal Bulan Puasa” yang diterbitkan oleh Liberation, sebuah surat kabar sayap kiri dari Prancis.

Pada kartun terebut menggambarkan sebuah kota yang hancur di latar belakang dan sebuah tangan mencuat dari reruntuhan, sementara seorang pria yang terengah-engah (kelaparan) mengejar dua tikus dan serangga di jalan. Seorang wanita duduk di jalan bersama seorang anak laki-laki yang kelaparan di sampingnya dan dengan marah memperingatkan pria yang sedang berlari tersebut, dengan mengatakan, “tidak boleh sebelum matahari terbenam,” mengacu pada praktik puasa dalam Islam.

Banyak dari warganet yang menyaksikan hal tersebut, menilainya sebagai sebuah tindakan yang jelas-jelas menghina warga Gaza yang sedang mengalami kelaparan karena dampak dari genosida yang dilakukan oleh Israel menyebabkan hilangnya kebutuhan dasar dan terhalangnya bantuan kemanusiaan yang datang ke Gaza. Beragam komentar kemarahan dapat dilihat pada unggahan tersebut di laman x Quds News Network,
“Lihatlah kejatuhan Barat yang telah lama digembar-gemborkan. Sejarah akan mencatat kemerosotan moral ini sebelum hilangnya kekuasaan dan hak istimewa global yang tak terelakkan,” cuit @stephenroche73.
“Ini menjijikkan. Saya orang Inggris, berkulit putih, bukan Muslim dan menurut saya ini memuakkan, tidak lucu sama sekali dan tidak ada gunanya secara politis. Ini bukan kartun. Ini ujaran kebencian,” sahut @bronwengwriter.
Tidak hanya kali pertama media Prancis melakukan tindakan penghinaan seperti ini, sebelumnya media prancis juga pernah membuat karikatur yang mengejek figur Nabi Muhammad SAW.
Dilansir dari arrahmad.id, diketahui bahwa Liberation adalah harian Prancis milik seorang miliarder dan investor “Israel”, Patrick Drahi. Ia adalah pendiri dan pemegang saham pengendali grup telekomunikasi Altice yang berbasis di Eropa.
Gusriawan S Wahid
Baca Juga  Setahun Setelah Serangan Gaza: Gelombang Aksi Bela Palestina di Dunia