Banjarmasin – Dua dosen Program Studi Studi Agama-Agama UIN Antasari Banjarmasin, Riza Saputra, M.A. dan Mariatul Asiah, M.Ag., menghadirkan inovasi unik dalam pendidikan moderasi beragama. Melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM), mereka mengembangkan media pembelajaran interaktif berupa boardgame edukatif berjudul “Spotlight: 9 Kata Kunci Moderasi Beragama.”
Kegiatan peluncuran dan uji coba permainan ini digelar pada Senin, 8 September 2025, pukul 10.00 WITA di Aula Tambak Yudha, Komplek Darma Praja, Jl. Dharma Bakti VC Ujung No. 24, RT. 21, Pemurus Luar, Banjarmasin Timur. Lokasi ini dipilih karena mudah dijangkau dan menjadi tempat pertemuan representatif bagi komunitas lintas iman di Banjarmasin.
Dalam kegiatan tersebut hadir Komunitas Pemuda Lintas Iman Kalimantan Selatan dari berbagai latar belakang agama yang berbeda, Islam, Kristen, Katolik, Hindu yang turut berpartisipasi mencoba permainan dan berdiskusi mengenai nilai-nilai moderasi beragama. Dari perwakilan Islam: Marpuah dan Muhammad Saiful, dari PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia): Laura Angelena dan Sentiani, dari KMHDI (Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia): Gauthama Arthadia dan Roly Herpinus, STT GKE (Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis) dan Gwen Timarayuda, Yoel Pebrian, dan dari komunitas Ahmadiyah ada Maghfirah, Lailatul Rahmah. Keberagaman ini mencerminkan semangat dialog lintas iman yang diharapkan dalam pengembangan boardgame Spotlight.
Menurut Riza Saputra, boardgame ini dirancang untuk menjawab tantangan pembelajaran moderasi di kalangan generasi muda yang kini lebih menyukai metode belajar yang kreatif dan kolaboratif.
“Selama ini, dialog antaragama sering berlangsung dalam suasana formal. Kami ingin menghadirkan cara belajar yang lebih cair, menyenangkan, tapi tetap penuh makna. Melalui permainan ini, peserta bisa belajar toleransi dan kebersamaan tanpa merasa digurui,” jelasnya.
Permainan Spotlight mengangkat sembilan kata kunci moderasi beragama yang dirumuskan oleh Kementerian Agama RI: kemanusiaan, kemaslahatan umum, adil, berimbang, taat konstitusi, komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan, dan penghormatan terhadap tradisi. Setiap nilai dikemas dalam kartu dan papan permainan interaktif yang mengajak pemain berdiskusi dan berefleksi.
Sementara itu, Mariatul Asiah menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya menghasilkan produk permainan, tetapi juga menciptakan ruang dialog lintas iman yang hangat dan setara.
“Para peserta tampak antusias. Mereka bukan hanya bermain, tapi juga saling belajar menghargai perbedaan. Ini sejalan dengan semangat UIN Antasari untuk memperkuat moderasi beragama melalui pendekatan edukatif dan kultural,” ujarnya.
Kegiatan PKM ini menggunakan pendekatan service learning, melibatkan mahasiswa dan mitra komunitas sejak tahap perancangan hingga uji coba. Hasilnya, boardgame Spotlight kini siap dikembangkan lebih luas sebagai media pembelajaran dan fasilitasi dialog lintas agama di lingkungan pendidikan maupun komunitas masyarakat.
Salah satu peserta, Yoel Pebrian, perwakilan Komunitas Pemuda Lintas Iman, mengaku terkesan dengan kegiatan ini.
“Bermain sambil belajar tentang moderasi itu pengalaman baru. Kami bisa memahami nilai-nilai kebangsaan dan toleransi tanpa harus duduk diam mendengarkan ceramah,” ungkapnya.
Melalui inovasi ini, tim dosen berharap Spotlight dapat menjadi model pembelajaran kreatif yang memperkuat jejaring lintas iman di Kalimantan Selatan dan sejalan dengan misi nasional pengarusutamaan moderasi beragama.