Pelajaran Persahabatan Lintas Agama dari Paus Fransiskus

Oleh: Muhammad Torieq Abdillah

Dalam salah satu episode kanal YouTube Shihab & Shihab, yang tayang pada 29 April 2025, hadir sosok istimewa: Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta sekaligus tokoh Katolik terkemuka di Indonesia. Dalam perbincangan hangat dengan Quraish Shihab dan Najwa Shihab, Kardinal Suharyo membahas sosok Paus Fransiskus, mendiang pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma dan bagaimana beliau menjadi simbol nyata perdamaian serta persahabatan lintas agama di dunia modern.

Kardinal Suharyo dengan tulus menggambarkan Paus Fransiskus sebagai pemimpin yang rendah hati dan menjauhi kemewahan. Sejak terpilih menjadi paus, beliau memutuskan untuk tinggal di rumah tamu sederhana di Vatikan, bukan di apartemen resmi yang mewah. Pilihan itu bukan hanya simbol, tapi juga pesan kuat bahwa kepemimpinan sejati datang dari pelayanan, bukan kekuasaan.

Paus Fransiskus juga dikenal tak segan turun langsung ke tengah umat, mendengarkan persoalan mereka, menyapa para penderita, dan berbicara dalam bahasa yang mudah dipahami. Ini membuat sosoknya dicintai, tak hanya oleh umat Katolik, tetapi juga oleh banyak orang lintas keyakinan.

Salah satu nilai penting yang diangkat dalam video ini adalah semangat Paus Fransiskus dalam membangun persahabatan lintas agama. Kardinal Suharyo menekankan bahwa Paus tidak melihat agama lain sebagai lawan atau ancaman, melainkan sebagai sahabat dalam perjuangan kemanusiaan. Paus bahkan memiliki hubungan erat dengan sejumlah pemimpin agama Islam, termasuk Grand Imam Al-Azhar di Mesir.

Menurut Kardinal Suharyo, Paus percaya bahwa tantangan terbesar dunia saat ini seperti kemiskinan, kekerasan, dan krisis kemanusiaan sebab tidak bisa diselesaikan oleh satu kelompok saja. Diperlukan kolaborasi lintas iman, lintas budaya, dan lintas negara.

Baca Juga  Paskibraka Dilarang Berjilbab: Kemunduran Kehidupan Beragama Dan Bernegara?

Kardinal Suharyo turut membagikan pengalamannya saat bertemu langsung dengan Paus Fransiskus di Vatikan. Ia merasakan keramahan, kesederhanaan, dan ketulusan dalam setiap gestur Paus. Meski menjabat sebagai pemimpin 1,3 miliar umat Katolik di seluruh dunia, Paus tetap tampil sebagai pribadi yang hangat dan merakyat.

Kesan ini semakin menguatkan keyakinan bahwa Paus Fransiskus bukan hanya seorang pemimpin agama, tapi juga simbol harapan bagi masa depan dunia yang lebih damai.

Menjelang akhir diskusi, Kardinal Suharyo menyampaikan pesan yang sangat relevan bagi masyarakat Indonesia. Ia mengajak seluruh umat beragama untuk meneladani semangat inklusif yang ditunjukkan Paus Fransiskus. Dalam konteks Indonesia yang plural dan multikultural, semangat saling menghormati dan bekerja sama antaragama sangat penting untuk menjaga harmoni sosial.

Semangat ini bukan hanya milik tokoh-tokoh besar dunia, tetapi bisa dimulai dari diri sendiri, dengan membuka hati untuk mendengarkan, memahami, dan bersahabat dengan mereka yang berbeda keyakinan.